Selasa, 08 April 2014

PENALARAN INDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF


            Penalaran Induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simoulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut :
A.      Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahawa “Lulusan sekolah A pintar-pintar”. Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Sahih (sah/benar) atau tidak sahihnya simpulan generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal berikut ini :
1.      Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan, makin sahih simpulan yang diperoleh.
2.      Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang sahih.
3.      Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.

B.      Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Ayu adalah sarjana komputer.
Ayu dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tari adalah sarjana komputer.
Oleh sebab itu, Tari dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut :
1.      Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2.      Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3.      Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.

C.      Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Misalnya, tombol ditekan akibatnya bel berbunyi. Dalam hal kehidupan sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun sangat deras sehingga jalan-jalan becek. Pada umumnya, hubungan kausal memiliki tiga pola, yaitu :
1.      Hubungan sebab-akibat
Hubungan sebab-akibat adalah proses berpikir yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju ke peristiwa yang dianggap sebagai akibat.

2.      Hubungan akibat-sebab
Hubungan akibat-sebab adalah proses berpikir yang bertolak dari suatu peristiwa  yang dianggap sebagai akibat menuju ke peristiwa yang dianggap sebagai sebab.

3.      Hubungan akibat-akibat
Hubungan akibat-akibat adalah proses berpikir yang bertolak dari suatu akibat yang menuju ke akibat yang lain tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan akibat-akibat tersebut.
Peristiwa 1 menjadi sebab bagi peristiwa 2, peristiwa 2 yang merupakan akibat dari peristiwa 1 menjadi sebab bagi peristiwa ke 3, peristiwa 3 lalu menjadi sebab bagi peristiwa 4, begitu seterusnya.

Sumber :
-          Drs. Nanang Chaerul Anwar, Mpd., Ade Husnul, M. Hum., “Modul Bahasa Indonesia untuk SMK Kelas    XI”, Yudhistira, 2006.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar