Minggu, 20 April 2014

METODE ILMIAH

METODE ILMIAH

PENGERTIAN METODE ILMIAH
                  Metode Ilmiah atau proses ilmiah atau dalam bahasa inggris : scientific method merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, maka hipotesis tersebut dapat menjadi sutau teori ilmiah.

Beberapa pandangan metode penelitian secara umum menurut para ahli :
1.      Nasir (1998:51)
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
2.      Sugiyono (2004:1)
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
3.      Winarno (1994)
Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yang teliti dan sistematik.
4.      Muhiddin Sirat (2006)
      Metode penelitian adalah sutau cara memilih masalah dan penentuan judul penelitian.





KARAKTERISTIK METODE ILMIAH
1.      Bersifat sistematik
Suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar.
2.      Bersifat kritis
Metode menunjukkan adalnya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
3.      Bersifat logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empiric. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimoulan umum dari berbagai aksus individual atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
4.      Bersifat objektif
Dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondsi yang sama pula.
5.      Bersifat konseptual
Proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
6.      Bersifat empiris
Metode yang digunakan berdasarkan pada fakta di lapangan.
7.      Bersifat replikatif
Suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, criteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.


Metode ilmiah mengandung cirri-ciri sebagai berikut :
1.      Sistematik
2.      Rasional
3.      Obyejtif
4.      Kumulatif
5.      Empiris
6.      Teliti
7.      Jelas
8.      Non-etikal

          Metode Pengumpulan data
1.      Kuisioner
Daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atau semua pertanyaan dalam kuisioner kemudian dicatat atau direkam.
2.      Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik.
3.      Wawancara
Pengmabilan data melalui wawancara atau secara lisan langsung dengan sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telepon. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
4.      Dokumen
Pengmabilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga atau instuisi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

Data/hasil pengamatan
Data atau hasil pengamatan merupakan hasil praktikum yang dilihat dari pengamatan oleh seorang peneliti. Data atau hasil pengamatan tersebut dicatat dengan teliti dan benar. Data yang bisa diperoleh berupa foto, rekaman, video maupun audio, table, narasi grafik, dan lain-lain.

Variabel
Variabel adalah factor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan praktikum. Ada tiga jens praktikum, yaitu :
1.      Variabel bebas
Variable yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan variable lainnya (variable terikat).
2.      Variable terikat
Variable yang mengalami perubahan dengan pola teratur (dipengaruhi oleh variable bebas).
3.      Variabel control
Variable yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.









SUMBER :
-          http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah    [20 April 2014]

-          http://belajarpsikologi.com/metode-pengumpulan-data/   [20 April 2014]

Sabtu, 19 April 2014

KARANGAN ILMIAH

KARANGAN ILMIAH

PENGERTIAN KARYA ILMIAH
            Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis ilmiah ditulis berdasarkan fakta umum dan dapat dibuktikan benar tidaknya.
Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang kongkrit, formal, dan didukung oleh fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tujuan Karya Ilmiah adalah agar gagasan penulisan karya ilmiah itu dapat dipelajari, kemudian didukung atau ditolak oleh pembaca.
Fungsi Karya Ilmiah adalah :
1.      Penjelasan
2.      Ramalan
3.      Kontrol

Ciri-Ciri Karya Ilmiah :
1.      Menyajikan fakta objektif secara sistematis
2.      Penulisannya cermat, tepat dan benar serta tulus. Tidak memuat terkaan.
3.      Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan tentang sesuatu. Penulis yang ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka.
4.      Karya ilmiah yang sistermats itu adalah tiap langkahnya direncanakan secara sistematis terkendali secara konseptual dan procedural.
5.      Karya ilmiah itu tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan. Karaya ilmiah menyajikan sebab0akibat dan pengertan atau pemahaman. Kata-katanya mudah dikenali. Alas an-alasan yang dikemukakan indusif, mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu tinggi dan bukan ajakan.
6.      Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam hipotesis kerja.
7.      Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.
8.      Karya ilmiah tidak argumentative. Katya ilmiah itu tidak mungkin mencapai kesimpulan, tetapi penulisnya membiarkan fakta berbicara sendiri.
9.      Karya tulis ilmiah tidak persuasive yang dikemukakan fakta. Tujuan karya ilmiah itu untuk mendorong pembaca merubah pendapat tetapi tidak melalui ajakan, argumentasi, sanggahan dan protes tetapi membiarkan fakta-fakta berbicara sendiri.

Hakikat Karya Ilmiah adalah mrngrmukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis dan konsisten.

Syarat-Syarat menulis Karya Ilmiah adalah :
1.      motivasi dan disiplin yang tinggi
2.      kemampuan mengolah data
3.      kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)
4.      kemampuan berbahasa

Sifat-Sifat Karya Ilmiah adalah :
1.      lugas dan tidak emosional : mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interpretstasi yang lain).
2.      Logis : disusun berdasarkan urutan yang konsisten.
3.      Efektif : satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembangan.
4.      Efisien : hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
5.      Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

Jenis-Jenis Karya Ilmiah menurut Arifin (2003) adalah :
1.      Makalah : karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat emipiris (penglaman atau pengetahuan) dan objektif (berdiri sendiri). Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses bepikir.
2.      Skripsi : karya tulis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris dan bjektif, baik berdasarkan penelitian langsung melalui observasi lapangan atau percobaab dilaboratoium, juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-lalil, atau hukm tertentu tentang saalh satu aspek atau lebih di bidang spsesialisasinya.
3.      Tesis : karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengtahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
4.      Disertasi : karya tulis imiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid)  dengan analisis yang terinsi. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulsinya berhak menyandang gelar doktr (S3).

Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah menurut SIkumbang (1981) :
1.      Penulis dapat terlaltih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti embaca dahulu kepustakaan yang relevansi dengan topic yang akan dibahas.
2.      Penulius dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3.      Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam catalog pengarang atau katalog judul buku.
4.      Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mngorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5.      Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6.      Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.



PENGERTIAN KARYA NON ILMIAH
            Karya Tulis Non Ilmiah adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non ilmiah isinya tidak didukung oleh fakta umum. Penulisna karya non ilmiah bahasanya konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan teknis (populer).
            Karya tulis non ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi yaitu fakta yang ada pada seseorang, misalnya fakta yang disimpulkan dari data hasil kuisioner atau wawancara. Fakta-fakta tersebut sifatnya subyektif, berupa sesuatu yang dipikirkan responden atau penyimpul data.

Ciri Ciri Karya Tulis Non-Ilmiah
Secara ringkas ciri-ciri karya tulis ilmu pengetahuan yang non-ilmiah adalah:
1.      Menyajikan fakta pribadi yang sifatnya subjektif. Karya tulis ilmu pengetahuan yang non-ilmiah tidak mengemukakan aplikasi hukum alam yang berlaku pada situasi yang spesifik. Karya tulis ilmu pengetahuan yang non-ilmiah itu memuat praduga, emosi, prasangka, perasaan, dan seterusnya. Kesemuanya adalah fakta pribadi, yang tidak dapat diperiksan kebenarannya.
2.      Usulan-usulan berupa terkaan-terkaan dan mengharapkan efek seperti yang dikehendaki penulis.
3.      Kadang-kadang kata-kata yang dimuat sukar dikenali, dan alasan-alasan yang dikemukakan mendorong atau mengajak pembaca untuk menarik kesimpulan seperti yang dikehendaki penulis.
4.      Pandangan pandangan penulis tidak didukung oleh fakta umum, dan memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.
5.      Topiknya dapat bervariasi tetapi semua informasi diperoleh dari apa yang dipikirkan seseorang.
6.      Karya tulis ilmu pengetahuan yang non-ilmiah itu umumnya berisi usulan usulan yang argumentatif. Oleh karena karangan-karangan itu ditulis berdasar fakta pribadi, maka fakta itu tidak mungkin berbicara sendiri.
7.      Karya tulis yang non-ilmiah itu bersifat persuasif, berisi kayakinan-keyakinan penulis yang mendorong pembaca untuk mengubah pendapatnya melalui ajakan, padahal keyakinan itu sendiri tidak ilmiah.
8.      Karena penulis karya tulis non-ilmiah itu bermotif mementingkan diri sendiri, maka penulis sering melebih-lebihkan sesuatu.

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah cerpen. Dongeng, drama, novel dan lagu.









Referensi :
-          http://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42     [11 APRIL 2014]


Selasa, 08 April 2014

PENALARAN INDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF


            Penalaran Induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simoulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut :
A.      Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahawa “Lulusan sekolah A pintar-pintar”. Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Sahih (sah/benar) atau tidak sahihnya simpulan generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal berikut ini :
1.      Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan, makin sahih simpulan yang diperoleh.
2.      Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang sahih.
3.      Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.

B.      Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Ayu adalah sarjana komputer.
Ayu dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tari adalah sarjana komputer.
Oleh sebab itu, Tari dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut :
1.      Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2.      Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3.      Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.

C.      Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Misalnya, tombol ditekan akibatnya bel berbunyi. Dalam hal kehidupan sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun sangat deras sehingga jalan-jalan becek. Pada umumnya, hubungan kausal memiliki tiga pola, yaitu :
1.      Hubungan sebab-akibat
Hubungan sebab-akibat adalah proses berpikir yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju ke peristiwa yang dianggap sebagai akibat.

2.      Hubungan akibat-sebab
Hubungan akibat-sebab adalah proses berpikir yang bertolak dari suatu peristiwa  yang dianggap sebagai akibat menuju ke peristiwa yang dianggap sebagai sebab.

3.      Hubungan akibat-akibat
Hubungan akibat-akibat adalah proses berpikir yang bertolak dari suatu akibat yang menuju ke akibat yang lain tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan akibat-akibat tersebut.
Peristiwa 1 menjadi sebab bagi peristiwa 2, peristiwa 2 yang merupakan akibat dari peristiwa 1 menjadi sebab bagi peristiwa ke 3, peristiwa 3 lalu menjadi sebab bagi peristiwa 4, begitu seterusnya.

Sumber :
-          Drs. Nanang Chaerul Anwar, Mpd., Ade Husnul, M. Hum., “Modul Bahasa Indonesia untuk SMK Kelas    XI”, Yudhistira, 2006.