C. Individu, Keluarga dan Masyarakat
PENDAHULUAN
Manusia pada
dasarnya adalah makhluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang
terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan
kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya
melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan
hidup dan lain-lain.
Naluri manusia untuk selalu hidup
dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut
makhluk sosial. Dengan adanya naluri, manusia mengembangkan pengetahuannya
untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga
timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari
perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian
manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk
kebudayaan, sekaligus dapat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan
yang ada dalam diri manusia yaitu :
1. Menyatu dengan manusia lain
yang berbeda disekelilingnya
2. Menyatu dengan suasana
dalam sekelilingnya
Semua itu dapat terlihat dari
reaksi yang diberikan manusia terhadap alam yang kadang kejam dan ramah kepada
mereka. Manusia itu pada hakekatnya adalah makhluk sosial, tidak dapat hidup
menyendiri. Ia merupakan “Soon
Politikon” , manusia itu
merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi
ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah
suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata
individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
Dalam pandangan psikologi sosial,
individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan
yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
PERTUMBUHAN INDIVIDU
Menurut para ahli yang menganut
aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses
asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian
yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian
ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu
pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang
secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau
empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman
dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertumbuhan adalah proses
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang
bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam
hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini
keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya.
Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara
perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu
secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang
ada.
Konsep aliran sosiologi tentang
pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses
perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap
demi tahap disosialisasikan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN
1. Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa
pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir
2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan
pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan
individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan
sama sekali.
3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
TAHAP PERTUMBUHAN INDIVIDU BERDASARKAN PSIKOLOGI
1. Masa vital yaitu dari usia 0-2 tahun.
Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu
itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan
ketidak nikmatan. Pendapat semacam ini mungkin beralasan kepada kenyataan,
bahwa pada masa ini mulut memainkan peranan penting dalam kehidupan individu.
Bahwa mulut bukan merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada
waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar.
Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai pula
belajar menguasai ruang. Di samping itu terjadi pembiasaan tahu akan
kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar mengontrol impuls-impuls
yang datang dari dalam dirinya.
2. Masa estetik dari usia 2-7
Kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan
anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini tampak muncul
gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3-5 tahun. Anak
sering menentang kehendak orang atau, kadang sampai menggunakan kata –
kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa
yang seharusnya dilakukan.
Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia tersebut
adalah :
berkat pertumbuhan bahasanya yang merupakan modal utama
bagi anak dalam menghadapi dunianya maka sampailah anak pada penyadaran
”aku”nya atau tahap menemukan ”akunya yaitu suatu tahap ketika anak menemukan
dirinya sebagai subyek. Sebagai subyek dia mempunyai kebebasan untuk
menghendaki sesuatu.
Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan
menghendaki dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan; akan tetapi
kalau dia telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikannya dan
menghendaki benda yang lain dan seterusnya.
3. Masa intelektual dari usia 7-13 tahun atau 14 tahun
Ada beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara
lain :
a. Adanya
korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
b. Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional
c. Adanya
kecenderungan memuji diri sendiri
d. Kalau
tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
e. Senang
membandingkan dirinya dengan anak lain
f. Adanya
minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
g. Amat
realistik ingin tahu, ingin belajar
h. Gemar
membentuk kelompok sebaya
4. Masa sosial dari usia 13 atau 14 tahun sampai
kira-kira 20-21 tahun
KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang
sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga merupakan
gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang
universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang
konsep keluarga.
1. Keluarga
terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau
adopsi. Yang mengikat suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan
orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang
adopsi.
2. Para
anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka
membentuk suatu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu
hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak
saja
3. Keluarga
itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling
berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak
laki-laki dan anak perempuan
4. Keluarga
itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari
kebudayaan umum yang lebih luas.
Pada dasarnya keluarga terdiri
atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak
mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi
disebut keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam
karyanya : Introduction a la
sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul
istilah : keluarga conjugal yaitu keluarga dalam perkawinan
monogamy, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih
atau keluarga inti. Contoh: keluarga besar (konsanguin) dalam lingkungan bangsa
Indonesia antara lain terdapat pada keluarga suku batak. keluarga suku batak
terhimpun berdasarkan pada garis marga, misalnya marga harahap, Nasution,
simbolon, atau simanjuntak.
Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya
:
1. keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri
dari keluarga inti senior
dengan keluarga-keluarga
batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
2. keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri
dari satu keluarga inti senior
dengan keluarga-keluarga inti
dari anak-anak lelaki
3. Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri
dari satu keluarga inti senior
dengan keluarga-keuarga
batih/inti anak-anak perempuan
Fungsi keluarga adalah suatu
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakn didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga adalah :
1. Fungsi biologis
2. Fungsi Pemeliharaan
3. Fungsi Ekonomi
4. Fungsi Keagamaan
5. Fungsi Sosial
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI
KEHIDUPAN MANUSIA
Masyarakat adalah suatu
istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, ada masyarakat kota,
masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dipakai
istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah
masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “
ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang ahlisosiologi memberikan definisi masyarakat
sebagai masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplkes hubungan manusia yang
luas sifatnya. Menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah
sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama. Dalam
psikologi sosial masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu
kebersamaan hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang
menunjukkan keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan
kepentingan masing-masing.
Dalam perkembangan dan
pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :
1. Masyarakat sederhana.
(Berdasarkan jenis kelamin)
2. Masyarakat Maju.
(Berdasarkan kebutuha serta tujuan tertentu yang akan dicapai) Dalam
lingkungan masyarakat maju, dapat
dibedakan :
a. Masyarakat non industri.
-Kelompok Primer : interaksi
antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebih akrab.
-Kelompok Sekunder : terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga
kurang bersifat
kekeluargaan.
b. Masyarakat Industri. Contoh tukang
roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las
D.
Pemuda dan Sosialisasi
PENDAHULUAN
Pemuda adalah golongan manusia
manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih
baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah
berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama
bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia
tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa
pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat.
Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung
sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik
kulminasi.
PEMUDA INDONESIA
Pengertian pemuda adalah
manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya
program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan
pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut
:
Masa
bayi
: 0 – 1 tahun
Masa
anak
: 1 – 12 tahun
Masa
Puber
: 12 – 15 tahun
Masa
Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa
dewasa : 21 tahun
keatas
Dilihat dari segi budaya atau
fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian
sebagia berikut :
Golongan
anak : 0 – 12 tahun
Golongan
remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa :
18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan SDM muda, 16 – 21 tahun
keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia
yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah
mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti
generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang
lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. Siswa,
usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2. Mahasiswa
usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3. Pemuda
di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia
15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan
dengan pembangunan,
peran itu dibedakan menjadi dua
yaitu
1. Didasarkan
atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan
lingkungan. Berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan
menaati tradisi yang berlaku.
2. Didasarkan
atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran
pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda
“pembangkit” mereka adalah pengurai atau pembuka
kejelasan dari suatu masalah
sosial. Kedua pemuda nakal. Ketiga pemuda radikal.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai
mahluk moral, mahluk sosial. Artinya
beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan
pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri,
hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian,
dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya
tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai rasa tanggung jawab
terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan YME.
SOSIALISASI PEMUDA
Sosialisasi diartikan sebagai
proses yang membantu individu melalui belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara
hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi
dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses
belajar kebudayaan dari anggota
masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak
ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan
sosial yang bersangkutan.
Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu
dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh
karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang.
Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap
diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya.
Asal mula timbulnya kedirian :
1. Dalam
proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah
memperhatikan cara orang lain memandang dan
memperlakukan dirinya.
Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak
dipercaya; atau sebaliknya, tidak disayangi,
baik budi dandapt dipercaya
2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang
ideal. Orang
bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang
harus ia lakukan agar
memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk
kedirian ini berguna
dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma
sosial.
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses
belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat
dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S.
Lazarus, proses
sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau
mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan
pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan
kebudayaan masyarakat.
INTERNALISASI, BELAJAR DAN SPESIALISASI
Istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma
individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar
ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang
telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada
kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui
proses yang agak panjang dan lama.
STUDI KASUS
KELUARGA
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
PERANAN
KELUARGA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK REMAJA
Keluarga
sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan yang sangat
besar dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak remaja. Kedudukan dan
fungsi keluarga dalam kehidupan manusia bersifat fundamental karena pada
hakekatnya keluarga merupakan wadah pembentukan watak dan akhlak.
Tempat perkembangan awal seorang anak sejak dilahirkan sampai proses pertumbuhan dan perkembangannya baik jasmani maupun rohani adalah lingkungan keluarga, oleh karena itu di dalam keluargalah dimulainya pembinaan nilai-nilai akhlak karimah ditanamkan bagi semua anggota keluarga termasuk terhadap remaja.
Tempat perkembangan awal seorang anak sejak dilahirkan sampai proses pertumbuhan dan perkembangannya baik jasmani maupun rohani adalah lingkungan keluarga, oleh karena itu di dalam keluargalah dimulainya pembinaan nilai-nilai akhlak karimah ditanamkan bagi semua anggota keluarga termasuk terhadap remaja.
Masa
remaja (terutama masa remaja awal) merupakan satu fase perkembangan manusia
yang memiliki arti penting bagi kehidupan selanjutnya, karena kualitas
kemanusiaannya di masa tua banyak ditentukan oleh caranya menata dan membawa
dirinya dimasa muda. Perubahan yang dialami pada masa ini terjadi secara
kodrati dan para ahli menyebutnya sebagai masa transisi (peralihan).
Masa
peralihan yang terjadi pada remaja sangat membingungkan, dalam masa peralihan
ini remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangannya, masa ini
senantiasa diwarnai oleh konflik-konflik internal, cita-cita yang melambung,
emosi yang tidak stabil serta mudah tersinggung. Oleh karena itu remaja
membutuhkan bimbingan dan bantuan dari orang-orang terdekat seperti orang
tuanya.
Peran
dan tanggungjawab orang tua mendidik anak remaja dalam keluarga sangat dominan
sebab di tangan orang tuanyalah baik dan buruknya akhlak remaja. Pendidikan dan
pembinaan akhlak merupakan hal paling penting dan sangat mendesak untuk
dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas hidup.
Dalam
ajaran agama Islam masalah akhlak mendapat perhatian yang sangat besar
sebagaimana sabda Nabi ”Sempurnanya iman seorang mukmin adalah mempunyai akhlak
yang bagus”. Dan dalam riwayat lain dikatakan ”Sesungguhnya yang dicintai
olehku (Nabi Muhammad SAW) adalah mereka yang mempunyai akhlak yang bagus”.
Mengingat
masalah akhlak adalah masalah yang penting seperti sabda Nabi di atas, maka
dalam mendidik dan membina akhlak remaja, orang
tua dituntut untuk dapat berperan aktif karena masa remaja merupakan masa
transisi yang kritis seperti dikemukakan oleh Hurlock : bahwa
masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa sehingga individu
pada masa ini mengalami berbagai perubahan baik fisik, perilaku dan sikap
sehingga perubahan ini patut diwaspadai.
Oleh
karena itu peranan orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam menanamkan
nilai-nilai akhlak karimah terhadap para remaja yang bersumberkan ajaran agama
Islam sangat penting dilakukan agar para remaja dapat menghiasi hidupnya dengan
akhlak yang baik sehingga para remaja dapat melaksanakan fungsi sosialnya
sesuai dengan norma agama, norma hukum dan norma kesusilaan.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar