Kamis, 20 Maret 2014

PENALARAN

PENALARAN

PENGERTIAN PENALARAN
            Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut Proposisi.


PROPOSISI
            Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta atau evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Contoh :
  1. Semua manusia akan mati pada suatu waktu.
  2. Beberapa orang Indonesia mempunyai kekayaan yang berlimpah.
  3. Kota Bandung hancur dalam perang dunia kedua karena bom atom.
  4. Semua gajah telah punah tahun 1980.

Catatan: kedua kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta yang menentang kebenarannya.

Proposisi dapat dibedakan berdasarkan :
  1. Jenis
  2. Kriteria

Berdasarkan jenis dibedakan dengan lingkaran yang disebut lingkaran Euler.
  1. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat.
Semua S adalah semua P
            Contoh : Semua sehat adalah semua tidak sakit.

2.      Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat.
            Semua S adalah P
            Contoh : Semua sepeda beroda.
           
            Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari peringkat subjek
            Sebagian S adalah P
            Contoh : Sebagian binatang adalah kera.

3.      Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.
            Tidak satu pun S adalah P
            Contoh : Tidak seorang pun manusia adalah binatang.

4.      Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.
            Sebagian S tidaklah P
            Contoh : Sebagian kaca tidaklah bening.

Jenis proposisi berdasarkan kriteria:
  1. Berdasarkan bentuk : proposisi tunggal dan proposisi majemuk;
  2. Berdasarkan sifatnya : proposisi kategorial dan proposisi kondisional;
  3. Berdasarkan kualitas : proposisi posititif (afirmatif) dan proposisi negatif;
  4. Berdasarkan kuantitas : proposisi umum (universal) dan proposisi khusus (partikular).

Bentuk-bentuk proposisi
            Berdasarkan dua jenis proposisi, yaitu berdasarkan kualitas dan kuantitas didapat empat macam proposisi, yaitu
1)      Proposisi umum-positif – proposisi A
2)      Proposisi umum-negatif – proposisi E
3)      Proposisi khusus-positif – proposisi I
4)      Proposisi khusus-negatif – proposisi O


INFERENSI & IMPLIKASI
         Fakta : hal yang ada tanpa memerhatikan atau
         mempersoalkan bagaimana pendapat orang lain.
         Inferensi ( infere ) : menarik kesimpulan.
         Implikasi ( implicare ) : melibat / merangkum.
         Inferensi : kesimpulan yang diturunkan dari fakta yang ada.
         Implikasi : rangkuman, sesuatu yang dianggap
         Ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.


EVIDENSI
Wujud Evidensi
            Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal dengan pernyataan dan penegasan. Pernyataan tidak berpengaruh apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata.


Cara Menguji Data
Agar data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran data dan informasi itu harus merupakan fakta. Sebab itu perlu diadakan pengujian-pengujian melalui cara-cara tertentu. Berikut ada beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pengujian tersebut.

·         Observasi
            Fakta-fakta yang diajukan sebagai evidensi mungkin belum memuaskan seorang pengarang atau penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dan sekaligus dapat menggunakannya sebaik-baiknya dalam usaha meyakinkan para pembaca, maka diperlukan peninjauan atau observasi singkat untuk mengecek data atau informasi tersebut.

·         Kesaksian
            Keharusan menguji data dan informasi tidak harus selalu dilakukan dengan observasi, untuk itu pengarang atau penulis dapat melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau keterangan dari orang lain, yang mengalami sendiri tentang persoalan tersebut.

·         Autoritas
            Cara ketiga yang dapat digunakan untuk menguji fakta ialah meminta pendapat dari suatu authoritas, yakni pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai keahlian mereka dalam bidang itu.


Cara Menguji fakta
            Seperti yang telah dikemukakan diatas, untuk menetapkan apakah data dan informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penelitian, apakah data dan informasi itu merupakan kenyataan atau yang sungguh-sungguh terjadi. Pada tahap selanjutnya pengarang atau penulis perlu mengadakan penilaian selanjutnya, guna memperkuat fakta yang akan digunakan sehingga memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Dengan kata lain, perlu diadakannya seleksi untuk menentukan fakta mana yang akan dijadikan evidensi.

·         Konsistensi
            Dasar pertama yang dapat dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan digunakan sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, bila evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi lainnya.

·         Koheresi
            Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penelitian fakta yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan sikap yang berlaku. Penulis harus dapat meyakinkan para pembaca untuk dapat setuju, atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang kemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain, yaitu konklusinya.


Cara Memilih Authoritas
            Seorang penulis yang baik dan obyektif selalu akan menghindari semua desas-desus, atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data-data eksperimental. Apa yang harus dilakukan bila seorang menghadapi kenyataan bahwa pendapat autoritas-autoritas itu berbeda-beda? Yang dapat dilakukan adalah membandingkan-bandingkan authoritas-authoritas itu, mengadakan evaluasi atas pendapat-pendapat itu untuk menemukan suatu pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menilai suatu authoritas, penulis dapat memilih beberapa pokok berikut.

·         Tidak Mengandung Prasangka
            Dasar pertama yang perlu diketahui oleh penulis adalah bahwa pendapat authoritas sama sekali tidak boleh mengandung prasangka, artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli itu sendiri. Authoritas juga tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya. Untuk mengetahui apakah authoritas itu tidak memperoleh keuntungan pribadi dari pendapat dan kesimpulannya, penulis harus memperhatikan apakah authoritas itu mempunyai interes yang khusus terhadap sesuatu.

·         Pengalaman dan Pendidikan Authoritas
            Dasar kedua yang harus diperhitungkan penulis untuk menilai pendapat suatu authoritas adalah menyangkut pengalaman dan pendidikan authoritas. Semua itu diperlukan untuk memperkokoh kedudukan pendapatnya, berdasarkan pengalaman-pengalaman dan penelitian-penelitian yang dilakukannya. Tetapi sekurang-kurangnya  pendidikan serta pengalaman-pengalaman sebagai tampak dari tulisan-tulisan hasil penelitiannya akan memberi keyakinan pada penulis tentang authoritasnya.

·         Kemashuran dan prestise
            Faktor ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai authoritas adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai authoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi terkenal karena prestise tertentu, dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Akan sangat salah ketika pendapatnya itu diambil dari orang yang tidak kompeten pada bidangnya dan dikutip dan diperlakukan sebagai autoritas tanpa mengadakan penilaian sampai dimana kebenaran pendapatnya itu.

·         Koherasi dan kemajuan
            Hal keempat yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah apakah pendapat yang diberikan oleh authoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
            Pengetahuan dan pendapat terakhir tidak selalu berarti yang terbaik. Tetapi harus diakui bahwa pendapat itulah yang terbaik. Tetapi harus diakui bahwa pendapat-pendapat terakhir dari ahli dalam bidang yang sama lebih dapat diandalkan, karena authoritas-authoritas semacam itu memperoleh kesempatan yang paling baik untuk membandingkan semua pendapat sebelumnya, dengan segala kebaikan dan keburukannya atau kelemahannya, sehingga dapat mencetuskan pendapat yang lebih baik. (Eyang kalabahu).


Sumber :








  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar